Nuansa klasik dangdut Rhoma Irama yang mengalun di kedai kopi pinggir jalan kawasan Gubeng, Surabaya, menjadi saksi awal mula kisah tak terduga seorang barista bernama Bima. Ia berhasil mengantongi Rp112.500.000 berkat permainan Kambojabet yang ia lakukan sambil menyinkronkan spin-nya dengan irama lagu sang legenda. Hasil tak terduga ini langsung ia gunakan untuk membuka caf� kecil dengan sentuhan akustik dan nuansa jadul yang kini ramai dikunjungi anak muda.
Bima bukan barista biasa. Setiap pagi, ia menyeduh kopi sambil memutar kaset-kaset dangdut lawas milik ayahnya, termasuk koleksi Rhoma Irama. Dalam salah satu sesi sore yang sepi, ia mencoba bermain Kambojabet menggunakan mode manual, menyesuaikan tempo spin dengan beat lagu "135 Juta". Tanpa disangka, kombinasi tersebut justru membawa hasil fantastis.
"Jujur aja, saya lagi bosen. Jadi main aja sambil denger Rhoma. Saya sinkronin spin-nya biar nggak ngebut. Eh, malah naik terus saldonya," ujar Bima sambil menyeduh kopi manual brew di meja kayu kecil. Ia mengaku tidak menggunakan pola khusus, tapi hanya fokus pada irama yang membuat pikirannya tenang dan stabil.
Tak lama setelah kemenangan itu, Bima langsung menyewa kios di sudut strategis dekat kampus. Ia menamai tempat itu "Legenda Brew", sebuah caf� kecil dengan ornamen retro, kursi kayu tua, serta rak penuh kaset dangdut. Tidak hanya menyajikan kopi, caf� tersebut juga rutin mengadakan malam akustik bertema "Rhoma Night" untuk pelanggan yang ingin nostalgia.
Pelanggan dari berbagai kalangan mulai berdatangan, tertarik dengan konsep unik yang memadukan kopi dan musik klasik. Komunitas pecinta kopi mengapresiasi nuansa slow bar yang disuguhkan, sementara penggemar dangdut merasa terwakili oleh nuansa lagu-lagu lawas yang diputar sepanjang hari.
"Di sini tuh tenang, nggak kayak caf� kekinian yang bising. Musiknya Rhoma terus, bikin adem," komentar Dani, mahasiswa yang jadi pelanggan tetap.
Menurut Bima, sinkronisasi spin dengan irama musik bukan hanya mitos digital. Ia merasa lebih fokus saat tangannya bergerak mengikuti tempo tertentu. Hal ini membuatnya tidak terburu-buru dan lebih bisa membaca dinamika permainan dengan jernih.
"Saya main di beat pelan, jadi kepala nggak ngebul. Mungkin itu yang bikin scatter dan fitur lainnya gampang muncul," ucapnya sambil tertawa santai.
Lagu-lagu Rhoma Irama dikenal memiliki struktur musik yang kuat dan konsisten. Beat lambat tapi penuh makna, ditambah lirik yang menyentuh, disebut-sebut membuat pikiran pemain lebih stabil dan ritme jari jadi teratur. Bima menyebut bahwa itu seperti metronom alami saat bermain game Kambojabet dalam mode manual.
Bukan hanya tempat ngopi, caf� buatan Bima kini menjadi ruang pertemuan berbagai komunitas: dari penyuka musik jadul, pecinta kopi, hingga gamer santai yang penasaran ingin tahu cara "main sambil irama". Ia membuka peluang untuk diskusi ringan, acara kecil, dan berbagi pengalaman soal cara berpikir santai saat bermain game digital.
"Kalau musik bisa nyatu sama kopi dan main, kenapa nggak?" ujar Bima sambil menyusun koleksi kaset "Begadang" dan "Ani".
Kisah Bima adalah gambaran bahwa kesederhanaan bisa menciptakan momentum besar. Kambojabet, lagu Rhoma Irama, dan secangkir kopi menjadi satu kesatuan yang mengantarkan barista muda ini pada perubahan hidup yang nyata. Kini, ia tak hanya menyajikan kopi, tapi juga menyeduh semangat baru bagi siapa pun yang datang ke Legenda Brew.